KEHARUMAN DI HADAPAN ALLAH

indrawan71 • Rabu,24 April 2024 | Waktu: 09:05 WITA

π“π‘π”βœοΈπ‡ πƒπ€πˆπ‹π˜
π„ππ‹πˆπ†π‡π“π„ππŒπ„ππ“
𝑃𝑑𝑑. π·π‘Ÿ. πΈπ‘Ÿπ‘Žπ‘ π‘‘π‘’π‘  π‘†π‘Žπ‘π‘‘π‘œπ‘›π‘œ
Selasa, 23 April 2024

*SIKAP HATI*

Kalau kita benar-benar percaya Tuhan dan kita mengasihi Dia, benar-benar berhasrat untuk melakukan kehendak Tuhan, kita rindu agar hidup kita benar-benar menjadi keharuman di hadapan Tuhan. Dan betapa indah serta mulia, seorang yang hidupnya indah di mata Tuhan, bagaikan bunga yang cantik mempesona dan berbau harum di hadapan Tuhan. *Kita bisa membuat keharuman di hadapan Allah melalui perilaku kita*. Dari apa yang kita pikirkan, kita renungkan, kita ucapkan, kita lakukan, jika benar-benar sesuai dengan kehendak Allah Bapa, itu menyenangkan hati Bapa.Β 

*Sungguh, tidak ada keindahan hidup, keelokan hidup, kemuliaan hidup, kelimpahan, kekayaan hidup, selain menjadi kesukaan hati Bapa*. Kalau kita percaya Allah hidup, Allah ada, Allah hadir, Allah melihat, Allah merasakan, Allah merespons dan bereaksi atas kehidupan kita, kita akan berusaha untuk itu. Hari ini Tuhan berikan kita hari yang baru. Kita bersyukur untuk kesempatan yang Tuhan berikan agar kita bisa berubah, bertobat terus dari setiap sikap hati yang salah, apalagi perbuatan yang salah. Dan terus membangun kesucian hidup, yaitu sikap hidup yang selalu mengarah pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.Β 

Itu adalah wajah hidup kita, batin kita ini. Bukan hanya perbuatan yang sudah kita lakukan yang kita persoalkan, melainkan sikap hati, sikap batin kita, apakah masih ada potensi, kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. Di sini dibutuhkan keseriusan sesuai dengan apa yang Alkitab katakan, "_Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan_." *Kita harus sibuk, aktif di dalam batin kita, artinya kita selalu mempersoalkan, memperkarakan apakah sikap hati yang kita miliki ini sudah berkenan di hadapan Tuhan atau tidak*. Setiap renungan hati kita, kita koreksi sehingga kita memiliki ketulusan.Β 

Kalau dulu kita sering munafik, kita mengucapkan kata-kata yang bertujuan untuk menyerang orang, menjatuhkan, merusak nama baik atau sekadar membela diri, intrik-intrik kelicikan itu ada di dalam diri kita. Dan kita harus sadari intrik-intrik itu. Firman Tuhan mengatakan, "_Hati itu lebih licik dari segala sesuatu. Kalau hati sudah membatu, siapa yang dapat mengobati atau memperbaikinya_?” Artinya, jika hati sudah mengeras, rusak, fatal, tidak bisa diperbaiki. *Jangan sampai hati kita mengeras.*

Kita tidak sadar kalau sebenarnya kita sedang sombong. Kita tidak sadar sebenarnya kita sedang mengangkat diri. Kita tidak sadar sebenarnya sedang menyerang orang lain. Kita tidak sadar kalau sebenarnya masih ada dendam, kebencian di dalam hati kita, juga mengharapkan kecelakaan dan kerugian orang lain. Tidak ada belas kasihan terhadap sesama. Tidak ada beban terhadap pekerjaan Tuhan. Semuanya untuk kepentingan diri sendiri. Bahkan ketika melakukan pekerjaan Tuhan pun, ada maksud-maksud supaya mendapatkan keuntungan baik materi maupun sekadar pujian. Hati kita ini licik dan jahat.

Karenanya, kita mau memeriksa hati kita dengan saksama. Kita mengoreksi diri kita dengan saksama, sebab "_Dari hati ini memancar kehidupan_." Betapa indahnya. Kita terus mengoreksi hati, terus menggarap hati oleh pimpinan Roh Kudus, sehingga β€œditelurkan, dibuahkan” perbuatan-perbuatan yang indah, yang benar-benar menyenangkan Tuhan. Dan itu sebenarnya yang dimaksud Alkitab dengan "buah." Tuhan Yesus berkata, "_Akulah pokok anggur, Bapa-Kulah Pengusahanya_." Jadi, Bapa pemilik pokok anggur. Tentu Bapa sebagai Pemilik, lebih besar dari siapa pun.Β 

Dan kita, carang-carang yang menempel pada Pokok Anggur, yaitu Tuhan Yesus. Kita menyerap spirit-Nya, gairah-Nya, seluruh gaya hidup, cara berpikir Yesus Tuhan kita supaya kita bisa menampilkan kehidupan anak-anak Allah seperti yang pernah ditampilkan oleh Tuhan Yesus. Dan itulah standar kehidupan yang Bapa nilai berkenan kepada-Nya. Kepada Tuhan Yesus di Matius 3:17, Bapa berkata, "_Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan_." Betapa indahnya!

Kita melewati hari-hari di mana kita menyenangkan hati Tuhan. Bapa menikmati hidup kita, kita menikmati Bapa di surga. Ini sebuah keniscayaan, karena Roh Kudus akan menolong kita untuk bisa memenuhinya. Percaya, kita bisa! Karenanya, mari bergairah. Ayo, kita jaga pikiran dan hati kita agar kita bisa menjaga mulut kita juga, perkataan-perkataan kita dan seluruh perilaku dan perbuatan kita agar kita selalu menyenangkan hati Bapa, menjadi indah di mata Bapa. Pada akhirnya, Bapa akan menjemput kita pulang ke surga.Β 

Kita seperti mawar yang harum di hadirat Allah, seperti bunga yang harum di hadirat Tuhan sejak di bumi sampai pulang di kekekalan. Kita melanjutkan perjalanan hidup kita dalam keharuman; dengan keadaan harum di hadapan Tuhan. Kita menantikan langit baru bumi baru, kita menantikan kehidupan yang akan datang, yang lebih indah dari kehidupan apa pun juga.Β 

Tuhan Yesus memberkati
Pdt. Dr. Erastus Sabdono









0 Komentar

*Komentar Ini Bersifat Live & Tidak Dapat Di Hapus