βπΌβπβπΎπΈβ π»ππΈ βπΈπΎπ
Senin, 22 April 2024
Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian yang kekasih,
Puji Tuhan, kita telah melewati hari demi hari, dan kita ada sebagaimana kita ada saat ini karena anugerah dan berkat Tuhan semata-mata. Kita harus benar-benar mulai memproklamirkan, kita harus mulai benar-benar men-declare
keselamatan dalam Yesus Kristus, Kerajaan Surga yang dijanjikan. Dan kita harus mulai menyatakan dengan lebih jelas dan terang-terangan bahwa dunia ini tidak bisa kita harapkan lagi.
Dengan cara apa saudaraku? Dengan cara menunjukkan gaya hidup. Gaya hidup kita yang jelas-jelas, berkemas-kemas.
Gaya hidup yang benar-benar berkemas-kemas, sehingga orang bertanya-tanya apa yang akan terjadi atau sedang terjadi sampai kamu berbuat demikian?
Lalu kita bisa menjawab, dunia sudah tak dapat diharapkan lagi. Kita harus menantikan Tuhan yang akan menyatakan keselamatan secara sempurna, di mana Tuhan akan membawa kita ke Rumah Abadi-Nya. Selama ini kita belum menunjukkan sikap, tindakan berkemas-kemas, seakan-akan semua aman-aman dan nyaman saja.
Bayangkan seandainya, tidak kita harapkan; seandainya perang melebar, meluas, dari Timur Tengah lalu kemudian merambat ke Asia. Bayangkan, kalau sampai ada winter nuklir, nuklir yang meledak di udara. Listrik-listrik menjadi mati, hujan pun menjadi bencana karena membawa unsur kimia yang membunuh. Manusia tidak bisa hidup, itu kiamat. Tidak kita harapkan, tetapi hal itu bisa terjadi. Gempa bumi, pergeseran lapisan tanah, tsunami, global warming, air yang akan menenggelamkan banyak pulau-pulau. Semua itu merupakan satu isyarat bahwa kita tidak bisa mengharapkan kebahagiaan dari dunia ini.
Dulu ada satu lagu gereja Pentakosta yang kalimatnya; βku pergi ku pergi, kalau sangkakala berbunyi, kupergi kalau dunia akan hancur.β
Dan inilah yang harus kita tunjukkan bahwa tak ada yang dapat kita harapkan di dunia ini. Kita seperti orang-orang pesimis, tapi justru kita orang-orang yang sungguh-sungguh
optimis; optimis untuk kekekalan. Sebab apa artinya pesimis, hanya untuk kehidupan hari ini, yang pasti akan berlalu, berakhir. Pesimis untuk apa pun hanya sementara. Puncaknya paling tidak; kematian. Paling tidak, kematian. Jadi optimisme di dunia ini percuma. Optimisme kita di langit baru bumi baru.
Saya mengajak semua warga dari komunitas doa pagi, semua warga pecinta Suara Kebenaran, melalui truth.id, semua kita yang selama ini memburu Tuhan, ayo kita tunjukkan sikap berkemas-kemas kita.
Yang pertama, sikap berkemas-kemas kita nampak dari kesungguhan kita mencapai kesempurnaan seperti Bapa. Kesungguhan kita hidup suci. Bagaimana orang bisa melihat kehidupan suci kita?
Dari hal sederhana; perkataan kita. Hal sederhana; dari apa yang kita tulis di media sosial; jangan tulis, jangan ucapkan kalau bukan Allah yang memerintahkan.
Dengan cara bagaimana kita menunjukkan sikap berkemas-kemas? Ketika kita di-bully, dijahati, difitnah; kita diam, tidak bereaksi, karena kita percaya ada pengadilan Tuhan yang membawa setiap orang di hadapan Tuhan. Dan pengadilan itu pasti tiba.
Dunia akan makin bergoncang. Nah, saat dunia berguncang, ketika langit dihujani dengan api belerang dari atas, baru kita bisa bersyukur. Hari penyelamatan kita sudah tiba.
Saudaraku sekalian yang kekasih, kita tidak boleh setengah-setengah lagi. Kita harus positioning yang jelas, bahwa kita adalah warga, anggota keluarga Kerajaan Surga. Kita bukan warga dunia. Kalau kita punya KTP, kita terdaftar secara administratif sebagai anggota masyarakat Indonesia (bagi kita orang Indonesia), itu hanya sementara, bukan citizen, bukan warga permanen. Kita di dunia ini hanya huntara; hunian sementara. Hunian tetap kita, huntap kekal kita di langit baru dan bumi yang baru.
Jangan berhenti berdoa. Jangan berhenti!
Kalau doa pagi hari Selasa besok, Rabu dan Kamis saya tidak pimpin, Saudara tetap berdoa; Saudara tetap berdoa. Saya pasti ada di luar kota, saya pasti tidak di Jakarta atau di luar negeri, Saudara harus berdoa. Saya pun turut berdoa.
Jangan kita menjadi lemah. Hari Kamis nanti jam 18.30 wib saya sudah berkhotbah di GSKI Rehobot Gajah Mada. Hari Jumat kita puasa. Hari Sabtu, 27 April 2024 ada 'Love Conference'; untuk anak-anak muda, saya minta untuk hadir, untuk ikut. Lalu hari Sabtu berikut atau Sabtu kapan, saya lihat dulu jadwalnya; kita mau doa dari jam 10.00 sampai sore hari, kita doa dari pagi sampai sore. Kita menyembah Tuhan, kita mencari hadirat Tuhan, seharian kita akan menyembah.
Di sini kita benar-benar, sungguh-sungguh mencari Tuhan. Orang melihat kita seperti sedang gusar, sedang kebakaran jenggot, seperti sedang menghadapi apa gitu. Ya! Kita harus mau begitu. Kita bukan show, bukan mau menunjukkan diri bahwa kita orang suci, orang saleh, orang yang suka berdoa dan lain-lain, jangan. Kita tidak cari muka, tidak cari pujian. Apa sih pujian? Pujian apa yang kita mau dapat dari hal itu? Masa kita cari pujian? Dengan harga yang begitu mahal, dengan doa, puasa dan hidup dalam kekudusan. Kita hanya mau mencari pujian dari Tuhan semesta alam.
Kita sungguh-sungguh. Kita benar-benar mempersiapkan diri untuk satu kehidupan kekal di dalam Kerajaan Surga. Kita sungguh-sungguh mempersiapkan diri untuk kehidupan kekekalan. Kita bersyukur kita ada gerakan ini. Gerakan dari doa pagi sudah lewat lebih dari tiga tahun, ajaib, tidak pernah kita absen atau hampir tidak pernah absen. Dan kenyataannya memang. Kecuali dulu saya sakit dan belum ada yang menggantikan saya, dulu. Sekarang kalau pun saya tidak bisa memimpin, ada yang bisa memimpin. Kita terus akan mencari Tuhan. Kita saling mendoakan. Saya doakan Saudara; Saudara doakan saya sebagai perawat dan suster dan pelayan Saudara. Kita akan terus bertumbuh dalam kekudusan dan kesucian. Tuhan tolong kita untuk tetap rendah hati. Kita tidak sedang berkompetisi, bersaing dengan gereja lain. Kita sedang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai kita mengucapkan kata, kalimat dan sikap merendahkan gereja lain atau pendeta manapun, apalagi agama lain. Kita sibuk urus diri sendiri saja.
Saya kira itu saja yang saya bisa sampaikan. Haleluya, dalam nama Tuhan Yesus Kristus, itulah yang kita dengar dari Tuhan.
βBerjaga-jagalah senantiasa, sebab kamu tidak tahu hari dan masa ketika Tuhan datangβ, demikian firman Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati
πππ‘. π·π. πΈπππ π‘π’π πππππππ